Halaman

Selasa, 02 Juli 2013

Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pap Smear



TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP
PAP SMEAR

 


PROPOSAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Statistik Dasar
dalam Praktik Kebidanan
Semester II Kelas Reguler B
yang Diampu oleh Ibu Nur Khafidhoh, SSiT, M. Kes

oleh :
1.    Siti Fatimah           (P17424112086)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2013


HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dengan Judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pap Smear” telah disetujui sebagai Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.



Semarang, 1 Juli 2013
Dosen Pembimbing



Nur Khafidoh, SsiT, M. Kes,




Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Kebidanan Semarang



Bahiyatun, SPd, SsiT, M. Kes

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pap Smear” dapat terselesaikan dengan baik.
            Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu tugas. Penulis menyadari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun.
            Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Runjati, M.Mid, selaku Ketua Jurusan DIII Kebidanan Semarang.
2.      Ibu Bahiyatun, SPd, SsiT, M. Kes, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Semarang.
3.      Ibu Nur Khafidoh, SsiT, M. Kes, selaku pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan, arahan serta dengan kesabarannya membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
4.      Kedua orang tuaku dan adikku yang telah memberikan dukungan moril dan mental.
5.      Teman- teman seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6.      Semua pihak yang terkait yang telah membantu penulis sehingga terselesainya Proposal Karya Ilmiah ini.
    
Akhir kata penulis berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Semoga segala amal baik yang rekan- rekan berikan dapat bermanfaat. Amin.

Semarang,  27 Juni 2013


Penulis          


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang.................................................................................... 1
B.    RumusanMasalah.............................................................................. 3
C.   TujuanPenulisan................................................................................. 3
D.   ManfaatPenelitian............................................................................... 4
E.    KeaslianPenelitian.............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A.    Landasan Teori .................................................................................. 5
1. Pengertian....................................................................................... 5
2. Dasar-dasar Mengadakan Deteksi Dini....................................... 10
3. Syarat-syarat Skrining.................................................................. 12
4. Test Skrining Kanker.................................................................... 14
B.    Hipotesis........................................................................................... 19
C.   KerangkaTeori.................................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    KerangkaKonsep.............................................................................. 21
B.    Hipotesa............................................................................................ 21
C.   Jenis Penelitian dan Desain Penelitian............................................. 22
D.   Definisi Operasional ........................................................................ 22
E.    Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ......................................... 25
F.    Instrumen atau Akat Penelitian ....................................................... 26
G.   Uji Validitas dan Rehabilitas ............................................................ 26
H.   Metode Pengumpukan Data ........................................................... 28
I.      Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 29


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit “yang menakutkan” tidak saja pada wanita, tetapi juga pada pria dan anak-anak. Oleh karena itu pada tanggal 4 Februari diperingati sebagai hari kanker sedunia. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang sudah menjadi sel kanker (Eni, 2009).
Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar kebagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian. Diantaranya penyakit kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu yang menyebabkan kematian pada wanita. Adapun kunci dari upaya penyembuhan semua jenis penyakit kanker adalah pendeteksian dini. Pap Smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam mendeteksi dini kanker serviks yang efektif, sederhana, dan murah (Eni, 2009).
Gambaran paling akhir pada kanker serviks menunjukkan bahwa sebanyak 4467 kasus yang dicatat tahun 1988, sekitar 1800 kasus berakhir fatal. Dari keseluruhannya, 85 % dari wanita yang menderita kanker serviks tersebut tidak pernah melakukan Pap Smear. Sementara dampak dari tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear adalah tidak terdeteksinya gejala awal kanker serviks (Evennet, 2004).
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sat ini angka kejadian kanker serviks di Indonesia sekitar 90-100 orang /100.000 penduduk. Termasuk yang paling tertinggi di dunia, dengan rata-rata kasus baru/tahun sebanyak 200.000 kasus. Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 memperkirakan 60 juta wanita Indonesia terkena kanker serviks (Junita, 2009).
Di Indonesia hanya 3% wanita yang melakukan Pap Smear. Sebagian besar melakukan pemeriksaan diri setelah perkembangan stadium lanjut dan ketika sudah sulit untuk ditangani, sehingga hal tersebut meningkatkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi, mencapai 20/hari. Itu berarti setiap satu jam, satu  wanita meninggal karena kanker serviks (Junita, 2009)
Kanker serviks cenderung muncul pada wanita berusia 35-55 tahun. Berdasarkan data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada tahun 2007 menyebutkan setiap tahunnya sekitar 500.000 wanita di diagnosa menderita kanker dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Selain itu kanker serviks juga muncul pada wanita derngan usia yang lebih muda (Heru, 2009)
Berdasarkan riset terbaru DepKes RI, para gadis remaja dengan usia 10-14 tahun juga termasuk dalam kelompok resiko terkena kanker serviks. Dimana hubungan  Seksual di usia muda  (di bawah 15 tahun) beresiko tinggi terhadap kemungkinan terkena kanker serviks, karena rentan terhadap penyakit menular seksual (Junita, 2009).
Dinegara-negara maju, Pap Smear telah terbukti menurunkan kejadian kanker serviks  invasif sebesar 46-76% dan mortalitas kanker serviks sebesar 50-60%. Namun di Indonesia tercatat hanya 5% penduduk wanita Indonesia yang melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Pap Smear (Chintami, 2009)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemeriksaan Pap Smear di Dusun VII Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010". (http://kti-akbid.blogspot.com/2011/04/kti-gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_17.html)

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun 2013".
Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, berdasarkan identifikasi
masalahyang sudah dibuat maka dapat di rumuskan masalah penelitian, yaitu: “
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear”.

C.   Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear  tahun 2013".
2.      Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabuapten Rembang Tahun 2013”.
2.    Untuk mengetahui ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pap Smear Berdasarkan Sumber Informasi di Desa Waru Kecamatan  Rembang Kabupaten  Rembang Tahun 2013”.
3.    Untuk mengetahui ”Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemeriksaan Pap Smear Berdasarkan Pekerjaan  di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabuapten Rembang Tahun 2013”.

D.   Manfaat Penelitian
1.    Bagi Penulis atau peneliti
Agar penulis mengetahui tentang kegunaan dan manfaat Pap Smear.
2.    Bagi Pendidikan  
Sebagai bahan bacaan perpustakaan Akademi Kebidanan Poltekkes Semarang dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta agar peneliti selanjutnya dapat menindak lanjuti dan lebih menyempurnakan penelitian ini.
3.    Bagi Tempat Penelitian
Sebagai masukan dan informasi pada ibu untuk lebih berperan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pemeriksaan Pap Smear di desa Waru.

E.    Keaslian Penelitian
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh Eni dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemeriksaan Pap Smear di Dusun VII Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.
Sedangkan dalam penelitian ini peneliti ingin mendalamilebih jauh tentang tingkat pengetahuan Ibu tentang Pap Smear.
 
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

A.   Landasan Teori
1.      Pengertian
a.    Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “ tahu” dan ini terjadi setelah orang orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui objek terjadi melalui panca indra manusia yakn penglihatan, pendengaran penciuman, arasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dan membentuk tindakan ( wawan, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakka domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorrang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perrilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan.
b.    Tingkatan pengetahuan
Menurut noto Atmojo, 2003) pengetahuan dibagi dalam domain kognitif yang mempunyai 6 ( enam ) tingkat pengetahuan yaitu:
a.      Tahu ( know )
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima yaitu tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b.    Memahami  (comprehension)
Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah memahami materi ham dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan abjad atau materi yang telah dipelajari.
c.    Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempergunakan  materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d.    Analisa (analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur  organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e.    Sintesis (synthesis)
Sinttesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meltakkan atau menghubungkan bagian- bagian di dalan suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori yang sudah ada.
f.     Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria- criteria yang telah ada.
c.    Ibu
Seorang wanita yang lemah lembut dan dapat melahirkan seorang keturan dari rahimnya. Mempunyai kasih sayang yang tulus kepada anaknya, dan mampu membimbing sampai ia tidak kenal lelah.
d.    Pap Smear
Pap smear merupakan kepanjangan dari Papanicolau test. Tes ini ditemukan oleh Georgios Papanikolaou. Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk melakukan skrening terhadap adanya proses keganasan (kanker) pada daerah leher rahim (servik).
http://brianngeblog.blogspot.com/2009/02/mengapa-perlu-pap-smear-deteksi-dini_8138.html
Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara iklas belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
2.    Dasar-Dasar Mengadakan Deteksi Dini
Deteksi kanker didasarkan atas kenyataan-kenyataan berikut:
a.    Perjalanan penyakit kanker umumnya cukup lama sebelum mengadakan invasi keluar organ atau sebelum mengadakan metastase.
b.    Banyak kasus kanker yang timbul dari tumor atau lesi pra kanker yang telah lama ada.
c.    Lebih dari 75% kasus kanker terdapat pada organ atau tempat-tempat yang mudah diperiksa sehingga dapat dikemukakan.
d.    Penderita kanker umumnya baru datang ke dokter sesudah penyakitnya dalam stadium lanjut.
e.    Hasil pengobatan kanker dini jauh lebih baik dari lanjut. Kanker dini dapat disembuhkan dan kanker lanjut sukar atau tidak dapat disembuhkan lagi. Makin dini kanker itu dapat ditemukan dan diobati maka makin prognosenya. Pengobatan tumor jinak dan lesi pra kanker. Mencegah timbulnya kanker, dan ini merupakan prevensi primer terhadap kanker.
f.     Penyembuhan kanker secara spontan hampir tidak pernah terjadi.
3.      Syarat-syarat Skrining
a.    Test cukup sensitif dan spesifik
b.    Test dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya, murah, dan sederhana
c.    Penyakit atau masalah yang akan di screening merupakan masalah yang cukup serius, prevalensi tinggi, merupakan masalah kesehatan masyarakat
d.    Kebijakan intervensi atau pengobatan yang akan dilakukan setelah dilaksanakan screening harus jelas
Yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakan skrining:
1.    Populasi yang di-skrining harus ditentukan.
2.    Gejala dini dan faktor risiko dari masalah atau penyakit yang akan di skrining harus diketahui terlebih dahulu.
3.    Metode dari test atau pemeriksaan skrining tersebut harus jelas.
Macam-macam skrining:
a.    Skrining kasus (case-finding)
Skrining untuk menemukan adanya suatu penyakit dan kemudian memberi pengobatannya.
b.    Skrining selektif (selective screening)
Skrining pada golongan penduduk yang mempunyai risiko tinggi mendapat kanker.
c.    Skrining masa (mass screening)
Pemeriksaan seluruh penduduk pada golongan umur tertentu, dalam suatu wilayah tertentu dan dalam waktu yang tertentu untuk mencari kanker dini.
d.    Skrining multipel (multiple screening)
Skrining untuk satu atau lebih jenis kanker pada golongan penduduk.


Cara-cara skrining
1.    Pemeriksaan klinik
Dikerjakan pemeriksaan klinis secara cepat pada satu atau lebih organ tubuh.
2.    Sitologi
Pemeriksaan sitologi dari sel-sel yang terlepas secara alamiah (exfoliasi) atau dilepaskan dari permukaan tubuh, dengan cara hapusan, gosokan, kerokan, dsb. Seperti ulit, bronchus, lambung, uterus, serviks atau dari sekedar tubuh.
3.    Test biokimia atau immunolgi
Beberapa jenis kanker menghasilkan protein, enzym, metabolit, antibodi, dsb, yang merupakan pertanda adanya kanker (marker) yang dapat dideteksi dalam darah atau kencing, seperti:
a.    Alfa Protein (AFP)
b.    Carcino Embryonic Antigen (CEA)
c.    Human Chronic Gonadotropin (HCG)
d.    CA 125
4.    Pemeriksaan radiografi
Beberapa lesi yang terdapat dalam tubuh dapat dengan mudah dilihat pada X-foto, seperti mamografi untuk kanker payudara.
4.      Test Skrining Kanker
Metode yang digunakan untuk mendeteksitarget kanker spesifik, dan bisa terdiri dari modalitas tunggal maupun kombinasi dari berbagai tes.

Individu Yang Di Skrining
Biasanya individu tidak menjadi pasien sampai pemeriksaan skriningnya abnormal. Jadi, individu yang di skrining sebaiknya diidentifikasi sebagai subjek daripada pasien.
Populasi Target
Menentukan karakteristik individu yang tepat untuk menjalani pemeriksaan skrining. Karakteristik populasi target yang umum antara lain, jenis kelamin, riwayat keluarga, faktor resiko yang spesifik, daerah geografis kelahiran atau tempat tinggal, ras/etnis dan umur.
Diagnosis
Pemeriksaan skrining kanker dapat mengidentifikasi individu asimptomatis yang memiliki kemumgkinan tinggi terkena kanker. Individu yang diskrining dibagi menjadi dua, hasil tesnya normal (kemungkinan tinggi tidak terkena kanker) dan abnormal (kemungkinan tinggi terkena kanker). Beberapa individu yang hasil skriningnya normal, kanker dapat terdeteksi melalui tes diagnostik melalui biopsi (tes skrining false negatif). Semua individu yang skriningnya abnormal membutuhkan evaluasi diagnostik. Sebagian individu yang hasilnya abnormal, tetapi evaluasi diagnostik tidak menunjukkan adanya kanker disebut tes skrining false positif.
Riwayat alamiah penyakit
1.    Memberikan dasar pada perencanaan intervensi, karena penyakit berkembang mengikuti perjalanan riwayat alamiah penyakit disertai dengan perubahan-perubahan patologis yang sulit untuk kembali ke normal bila tanpa pencegahan.
2.    Tujuan utama pencegahan: mengambalikan proses patologis ke arah normal sedini mungkin → pencegahan terhadap kerusakan lebih lanjut.
3.    Terdapat 2 periode:
a.    Prepathogenesis
-       Susceptibility
-       Adaptation
b.    Pathogenesis
-       Early diagnosis
-       Clinic
Pencegahan Primer
Definisi
Pencegahan terhadap etiologi penyakit. Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang etiologi. Faktor pencetus, faktor risiko timbulnya kanker, dan berupaya melenyapkan pengaruhnya bagi manusia. Kepada masyarakat dilakukan penerangan kesehatan masyarakat tentang pencegahan kanker, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kanker, mencegahnya sebelum terjadi.
Metode
Pencegahan primer yang umum adalah:
1.    Mengubah higine buruk, menjaga pola hidup sehat.
Ini merupakan upaya yang paling hemat dan efektif.
Dalam suatu studi retrospektif perbandingan mortalitas yang melibatkan 1juta orang meninggal di Cina, diantara pria berusia 35-36 tahun yang merokok, mortalitas akibat penyakit saluran napas lebih tinggi 31%, akibat penyakit pembuluh darah lebih tinggi 15%, ketiga mortalitas itu berbeda sangat bermakna (P<0.000I). dari kematian akibat tembakau, penyakit paru obstruktif menahun menduduki 45%, kanker paru 15%, kanker esofagus, kanker lambung, kanker hati, tuberkulosis, apopleksi dan penyakit jantung iskemik masing-masing 5%-8%. Di seluruh cina dari setiap 4 orang perokok, terdapat satu orang meninggal prematur. Hasil serupa diperoleh pula dari suatu studi prospektif secara nasional. Di Cina diperkirakan terdapat 300 juta perokok berusia 15tahun ke atas, perokok pasif mencapai 53,48%. Jadi jelas bahwa larangan merokok merupakan tugas penting upaya pencegahan kanker.
2.    Membangun metode pencegahan dengan vaksinasi dan prevensi kimiawi.
Terhadap virus yang sudah cukup jelas berkaitan kausal dengan kanker. Dapat dilakukan vaksinasi untuk mencegah kanker tersebut. Vaksin terjadap virus hepatisis B untuk mencegah timbulnya hepatoma, hasilnya cukup baik. Penelitian pembuatan vaksin papilomavirus humanus. Vaksinasi terhadap papilomavirus humanus tipe 16, 18, 31, 45 berjalan lancar.
3.    Komposisi nutrisi rasional
Insiden kanker kolon, kanker mamae berkaitan dengan diet tinggi lemak, sedangkan kanker esofagus dan lain-lain berkaitan dengan nutrisi tidak seimbang, defisiensi protein dan zat gizi tertentu. Kelebihan masukan garam selain berkaitan dengan hipertensi. Juga berkaitan dengan kanker lambung. Harus diperhatikan keseimbangan nutrisi, mengurangi masukan lemak, kolesterol, memperbanyak makanan kaya vitamin A, C, E dan selulosa. Tidak mengkonsumsi makanan yang telah berjamur, hangus terbakar, terlalu asin atau terlalu panas. Yang berefek preventif cukup jelas adalah tamoksifen untuk prevensi kanker mamae. Vitamin A untuk prevensi leukoplakia rongga mulut, kanker primer kedua di kepala dan leher atau kanker paru pada mantan perokok. Aspirin untuk prevensi kanker kolon, dll.
4.    Meneliti, menentukan zat pencetus dan pemicu kanker di lingkungan. Meningkatkan upaya pemantauan, pengendalian dan pemberantasan terhadap zat pencetus dan pemicu kanker yang telah diketahui, menghindari polusi lingkungan.
Prevensi primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker.
Penyebab kanker belum seluruhnya diketahui, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kontak dengan karsinogen. Diperkirakan 70-80% kasus kanker disebabkan karsinogen yang terdapat dalam lingkungan hidup kita, dan 30-40 kanker ada hubungannya dengan tembakau (UICC, 1987).
Dalam karsinogenesis timbulnya kanker telah diuraikan ada inisiator dan promotor, yang memungkinkan kita mengadakan prevensi akan timbulnya kanker itu.
Pencegahan Sekunder
Definisi
Penemuan dini. Diagnosis dini dan terapi dini terhadap kanker
Metode
Melalui pemeriksaan penapisan terhadap masyarakat untuk pencegahan sekunder kanker. Melalui pemeriksaan terhadap masyarakat ditemukan penderita kanker dini yang belum memiliki keluhan subjektif, kelompok orang beresiko tinggi kanker, lesi prakanker, lalu dilakukan intervensi untuk memutus perjalanan penyakit.
Di tingkat dunia, kanker leher rahim menyerang kaum wanita yang tidak mendapatkan pemeriksaan penapisan yang memadai. Menurut prinsip pengendalian kanker dari WHO, penapisan dapat menurunkan mordibitas dan mortalitas sebanyak 60%. Di Cina terhadap wanita berusia diatas 21tahun dengan riwayat kehidupan seksual atau wanita dengan kehidupan seksual 3tahun keatas, dilakuakn Pap’s smear dan belaknagn ini dengan pemeriksaan DNA papilomavirus humanus sebagai metode penapisan dalam upaya preventif terpadu, mortalitas kanker leher rahim nasional (penduduk Cina distandarisasi) telah turun dari 10,28/100.000 pada dasawarsa 1970an menjadi 3.25/100.000 menjadi 3.25/100.000 pada dasawarsa 1990an, posisi mortalitas juga turun dari posisi ketiga menjadi keenam.
Prevensi sekunder adalah usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut karena kanker itu dengan deteksi dini dan diagnosis kanker serta pengobatan dengan segera. Pada stadium dini kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker itu masih kecil, sehingga bila segera diobati dengan baik diharapkan penderita dapat dibebaskan dari cengkraman kanker dan dapat hidup dengan normal.
Pencegahan Tersier
Definisi
Upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker. Perhatian terapi ditunjukan pada penatalaksanaan nyer, paliasi, dan rehabilitasi.
Metode
Perlu membuat pedoman baku dalam diagnosa, terapi dan rehabilitasi pasien. Selain itu, perlu memberi petunjuk bagi terapi faal, psikologis, nutrisi dan pelatihan. Mengembangkan terapi paliatif dan mengatasi nyeri, meningkatkan kualitas hidup pasien stadium lanjut, memperhatikan perawatan pasien tersebut.
Prevensi tertier ialah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi kanker. Komplikasi apa yang mungkin akan timbul dapat diantipasi kalau kuta mengetahui kanker itu, patologi serta epidemologinya. Prevensi tertier itu kiranya hampir sama dengan terapi dan rehabilitasi kanker, hanya ditinjau dari sudut lain.
Cara-cara Pencegahan Kanker
Ada beberapa cara untuk prevensi primer kanker
a.    Hentikan atau Ubah gaya hidup (LifeStyle)yang memperbesar Risiko Mendapat Kanker, seperti:
1.    Kebiasaan merokok
Merokok memperbesar kemungkinan mendapat kanker paru, mulut, nasopharynx, larynx, oesophagus.
2.    Kebiasaan makan sirih (menginang)
Menginang memperbesar kemungkinan mendapat kanker bibir dan mulut lainnya, oropharynx, dsb.
3.    Kebiasaan berjemur di terik matahari
Ini memperbesar kemungkinan mendapat kanker kulit
4.    Kebiasaan makanan dan minuman
Ada makan dan minuman yang memperbesar atau memperkecil risiko mendapat kanker. Hindarilah makanan atau minuman yang memperbesar risiko mendapat kanker dan makanlah makanan atau minuman yang memperkecil risiko mendapat kanker itu.
5.    Kurang menjaga hygiene dengan baik:
a.    Hygiene kulit
b.    Hygiene seksual
c.    Hygiene mulut
d.    Dsb.
b.    Lindungi Diri Atau Hindari Kontak Dengan Karsinogen
Lindungilah diri atau kontak dengan karsinogen, dengan patuh terhadap peraturan keselamatan kerja dan memakai alat-alat pelindung yang sesuai. Misalnya memakai: masker, baju dan alat pelindung lainnya.
1.    Tambang: minyak tanah, batu bara, uranium, asbes, aspal, nikel. Chrom, dsb.
2.    Pabrik: cat, insektisida, tekstil, kulit, farmasi, dsb.
3.    Laboratorium: radiologi, kimia, farmasi, dsb.
4.    Lapangan terbuka: petani. Nelayan, dsb.
c.    Obati Tumor Jinak Dan Lesi Pra-kanker
Pengobatan tumor jinak dan lesi pra-kanker, merupakan tindakan prevensi primer yang jauh lebih murah dan efektif dari pengobatan kalau telah terjadi kanker invasif, seperti:
1.    Tumor jinak
2.    Lesi pra-ganas
3.    Kanker in situ
d.    Jaga Diri Terhadap Kanker
Walaupun kanker itu dapat timbul dimana-mana dalam tubuh, tetapi umumnya banyak timbul pada organ tertentu dalam tubuh. Organ itu perlu diperhatikan dan dijaga, supaya kanker itu jangan tumbuh disitu dan kalaupun tumbuh dapat ditemukan pada stadium dini:
1.    Serviks
Pap test  setahun sekali dan hindari ganti-ganti partner
2.    Mamma
Periksa payudara sendiri sebulan sekali dan hindari makanan yang banyak berlemak
3.    Kulit
Hindari terik matahari yang berlebihan dan obati lesi pra-kanker
4.    Paru
Jangan atau hentikan merokok dan pakai masker bila bekerja ditempat yang ada polusi udara
5.    Mulut
Jaga hygiene mulut dan hentikan merokok serat menginang
6.    Rektum
Makan makanan yang banyak berserat
7.    Hati
Hindari makanan yang terkontaminasi alatoksin dan vaksin hepatitis
8.    Lain-lain
a.    Jagalah kesehatan, dan
b.    Check up kesehatan setahun sekali setelah umur 40tahun.
B.   Hipotesis
Tingkat pengetahuan Ibu terhadap pap smear cukup tinggi.

C.   Kerangka Teori
Macam-macam skrining
1.    case-finding
2.    selective screening
3.    mass screening
4.    multiple screening
Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Papa Smear
Tingkat Pengetahuan
Faktor-Faktor Dilakukannya Pap Smear
a.      Pengetahuan
b.      Tingkatan pengetahuan
c.      Ibu
d.      Pap Smear


BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Kerangka Konsep
 
Faktor resiko kanker serviks:
1.    Faktor reproduksi dan seksual
2.    Etnis minoritas
3.    Paparan tembakau (perokok)
4.    Diet Rendah Karotenoid dan Defisiensi Asam Folat


B.   Hipotesa
1.    Pengertian Hipotesa
Secara konseptual hipotesis merupakan suatu hubungan logis antara dua atau lebih varibel dalam bentuk pernyataan yang selanjutnya diuji sehingga pada gilirannya akan didapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada (Nasution dan Usman, 2007).

2.    Hipotesa Penelitian
Hipotesa penelitian yang dapat penulis rumuskan dalam proposal penelitian ini adalah :
a.    Ha (Hipotesa alternatif, hipotesa kerja atau hipotesa teori) merupakan hipotesa yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yang akan dilakukan (Machfoedz et al, 2005). Ha - Ada hubungan dukungan suami dengan kecemasan ibu hamil primigravida di BPS Ny. Kusmiasih Desa Gembong Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. Alat ukurnya menggunakan kuesioner.
b.    Ho (Hipotesa nihil, hipotesa nol) yaitu hipotesa yang secara statistic tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan antar variabel yang dinyatakan di dalam hipotesa kerja (Machfoedz et al, 2005). Ho – Tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan kecemasan ibu hamil primigravida di BPS Ny. Kusmiasih Desa Gembong, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. Alat ukurnya menggunakan kuesioner.
C.   Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian diskriptif, yaitu sutau metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau diskriptif( Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat pengetahuan ibu tentang Pup Smear di Ds. Waru Kec. Rembang Kab. Rembang.
D.   Definisi Operasional.
                Defenisi operasional adalah mendefenisikan fariabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yag dimiliki. Memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
1.    Karakteristik Responden Penelitian
a.    Umur
1)    Pengertian
Umur adalah umur ibu yang dihitung sejak ibu melahirkan menurut tahun sampai dengan tahun  ini yang dibuktikan dengan akta kelahiran/ KTP.
2)    Alat Ukur : kuesioner
3)    Kategori
a)    Kelompok umur < 20 tahun
b)    Kelompok umur 20- 35 tahun
c)    Kelompok umur >35 tahun
4)    Skala: Ordinal
b.      Pendidikan
1)    Pengertian
Pendidikan ini mengukur pendidikan formal terakhir yang dimiliki responden, dihitung berdasarkan penggolongan angkatan yang diakui pemerintah.
2) Alat ukur: koesione
3)  Kategori:
a)     Pendidikan dasar : SD/MI, SMP/MTS
b)     Pendidikan menengah: SMA/SMK/MA
c)     Perguruan tinggi:  Akademi Institusi, Sekolah Tinngi Universitas.
4)    Skala: Ordinal
c.    Pekerjaan
1)    Pengertian
Pekerjaan adalah jenis pekerjaaan umum atau sampingan yang dilakukan oleh responden untuk memperoleh penghasilan
2)    Alat ukur: kuesioner
3)    Skala: Nominal
4)    Kategori :
a)    Ibu bekerja
1.    Pedagang
2.    Swasta
3.    PNS
4.    Petani
b)    Ibu tidak bekerja
1.    Ibu rumah tangga.
2.      Pengetahuan tentang kanker serviks
a.    Pengertian
Pengetahuan adalah pengetahuan atau pemahaman ibu yang berkaitan dengan kanker serviks meliputi pengertian, tujuan, macam- macam tanda bahaya dan penanganannya.
b.    Alat ukur: kuesioner
c.    Penilaian pengetahuan
Untuk jawaban benar diberikan nilai 1 Untuk jawaban salah diberikan nilai 0.
d.      Kategori
1)    Penegetahuan baik: jika skor jawaban benar adalah 76-100% atau menjawab 6-10 soal.
2)    Penegetahuan baik: jika skor jawaban benar adalah 56-75% atau menjawab 2-5 soal.
3)    Penegetahuan baik: jika skor jawaban benar adalah <56% atau menjawab < 1 soal.
e.   Skala: Ordinal
E.    Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1.    Populasi
Populasi adalah wilayah genneralisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik trtentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono,2007).
Rata- rata perbulan jumlah kunjungan ibu hamil di Puskesmas Ds. Waru Kec. Rembang Kab. Rembang adalah 20 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Ds. Waru Kec. Rembang Kab. Rembang pada tahun 2013.

2.    Sampel
Sampelnya adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono). Jadi besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel, dihitung dengan menggunakan rumus Notoatmodjo (2005) karena populasi < 10.000. untuk teknik sampling akan menggunakan sampel jenuh. Sempel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 20 orang penelitian yang ingin membuan  generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah sampel jenuh adalah sensus,dimana semua anggota populasi dijadikan sampel ( Sugiyono, 2007).
3.    Teknilk sampling
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik  accidental sampling  yaitu responden yang secara kebetulan ditemui peneliti saat penelitian dan memenuhi syarat sebagai sampel dan cocok sebagai sumber data. ( Sugiyono, 2007)
F.    Instrumen / Alat Penelitian
Pengambilan data dilakukan dengan koesioner tertutup ( close ended) yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih sesuai dengan  pengetahuannya( Arikunto, 2006).kuesioner tersbut terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisi identitas dan karakteristik responden terdiri atas umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Bagian kedua pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan terdiri atas pengertian, tujuan macam tanda bahaya dan penanganannya.
G.   Uji Validitas dan Rehabilitas
1.             Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrument (Notoatmodjo, 2005). Suatu instrument yang valid dan sahih mempunyai validita yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memilik validitas rendah (Arikunto, 2005).
Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumusan korelasi produk moment pearson ( Arikunto, 2002).
Rumus
keterangan:
r hitung: koefisien korelasi
∑XY: junlah skor item
∑Yi: jumlah skor total (item)
n: jumlah responden
                        pelaksanaan uji validitas dilakukan pada 20 ibu hamil di puskesmas Ds. Waru, karena ibu hamil di Puskesmas Ds. Waru memiliki karekteristik yang hampir sama dengan ibu hamil di puskesmas Ds. Waru. pernyataan dikatakan valid bila r hitung lebih dari atau sama denga r table ( 0,004).
            Uji coba kuesioner tersebut telah dilakukan kepada 20 responden untuk menguji validitas dan reabilitan kuesioner. Setelah kuesioner pengetahuan diisi oleh 20 responden kemudian diuji dengan progam SPSS ( stastistical package For Social Science) for windows versi 13,0didapatkan hasil r hitung pengetahuan= 0,575-0,444 dengan 20 pernyataan valid semua pernyataan valid digunakan untuk penelitian.
2.    Uji rehabilitas
Rehabilitas adalah suatu cara untuuk mengetahui sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti dapat menunjukkan
a =  keterangan:
n = realibilitas instrument
: jumlah varians butir: varians total
K: banyaknya butir pertanyaan item
Dikatakan reliable jika besarnya korelasi tersebut minima lebih dari atau sam adengan 0,70.
H.  Metode pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan metode yang telah ditentukan oleh peneliti
1.    Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang digunakan adalah data primer ( umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas dan pengetahuan tentang tanda bahaya kanker) dimana data yang diperoleh langsung dari responden yang mengisis kuesioner dengan didampingi peneliti untuk menghindari kekeliruan. ( arikunto, 2006)/
2.    Cara pengumpulan data
a.    Sebelum penelitian dilakukan peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan pengisisan kuesioner.
b.    Responden dibagikan kuesioner dan diminta mempelajari terlebih dahulu. Bila pernyataan tidak jelas atau kurang jelas maka diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan
c.    Mempersilahkan kepada responden untuk mengisi kuesioner sesuai petunjuk
d.    Kuesioner yang telah diisi, kemudian di dikumpulkan dan kemudian diperiksa kelengkapan leh peneliti kemudian diakukan analisis

I.      Metode pengolahan data dan analisis data.
1.      Tehnik pengolahan data
Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan SPSS dan diperhitungkan prosentase sebgai berikut:
Kode 3. Pekerjaan responden bekerja diberi kode 1 dan tidak bekerja diberi kode parita responden primipara diberi kode 1 dan multipara diberi kode 2. Pengetahuan responden baik diberi kode 1, dan cukup diberi kode 2, kurang diiberi kode 3.
a.   Scoring
Teknik ini dilakukan dengan memberikan tanda atau klasifikasi pada masing- masing jawaban dengan kode berupa tanda (√) untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Untuk pernyataan favourable jawaban benar diberi skor 1dan jawaban salah diberi skor 0. Untuk pernyataan unfavourable jawaban benar diberi skor 0 jawaban salah diberi skor 1.
b.   Tabulating
Mengelompokkan data daam suatu table tertentu menurut sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam pengolahan data ini kode pada kuesioner atau jawaban kuesioner dipindahkan pada table atau tabulasi hasil penelitian agar mudah dianalisa. Proses tabulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan perhitungan manual dan menggunakan progam. Dalam penelitian ini proses tabulasi data dan analisis data menggunakan progam SPSS.
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data- data hasil penelitian ke dalam table- table sesuai criteria yang telah ditentukan. Untuk setiap total skor jawaban responden di masukkan ke dalam table.
c.    Editing
     Memeriksa terlebih dahulu meliputi pengecekan kelengkapan identitas, subjek peneliti mengecek kelengkapan data, mengecek macam isian data. Editing dimaksudkan untuk memahami daftar tiap pertanyaan yang diisi lengkap untuk mengkoreksi data untuk mendapatkan kelengkapan pengisisan atau jawaban yang tidak jelas sehingga terjadi kesalahan atau kekurangan data sehingga dapat dengan mudah dilihat dan segera dilakukan perbaikan.
     Setelah dilakukan editing oleh peneliti, lembar kuesioner yang berjumlah 20 responden dikumpulkan kepada peneliti. Peneliti mengkoreksi kelengkapan, pengisian yang sudah terkumpul , semua data telah lengkap sehingga peneliti tidak perlu melakukan perbaikan.
d.   Coding
Memberikan kode jawaban dengan angka atau dengan kode lain seperti symbol- symbol untuk setiap jawaban. Setelah data terkumpul dan selesai diedit dilapangan tahap berikutnya adalah memberikan kode  pada kuesioner untuk memudahkan analisis data. Kode responden diberi nomor 01-20. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengolahan data.Umur responden <20 tahun kode 1, umur 20-35 tahun diberi kode 2 dan umur >35 tahun diberi kode 3 .
2.    Teknik Analisis Data
data yang sudah ada, dianalisa dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa variable secara deskriptif dengan menghitung table frekuensi dan proporsi untuk mengetahui karakteristik dari subjek yang diteliti. Instrument (kuesioner) penelitian menggunakan pilihan jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawabana yang salah diberi nilai 0, kemudian nilai jumlah diprosentase dengan rumus ebagai berikut
X=  x 100%
Keterangan
 X: hasil presentase
 F: frekuensi hasil pencapaian
n: total seluruh observasi.
Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan menurut jenis, tingkat pengetahuan masing- masing, dimassukkan dalam table dan dikategorikan menjadi skala yang berupa data orginal (Arikunto,2002).


DAFTAR PUSTAKA
Rasjidi, imam. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker. Jakarta: Sagung Seto Indonesia.
Lestadi, Julisar. 2009. Sitologi Pap Smear (Alat Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Rahim). Jakarta: EGC
Faisal. 2011. “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemeriksaan Pap Smear di Desa xxxxx” dalam  http://kti-akbid.blogspot.com/2011/04/kti-gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_17.html diakses 17 April 2011
Sigalingging, Ganda. 2009. “Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Pada Ibu Hamil Di Klinik Bersalin Sam Medan” dalam http://uda.ac.id/jurnal/files/Ganda%20Sigalingging2.pdf
Brian. 2009. “Deteksi Dini Kanker Leher Rahim” dalam http://brianngeblog.blogspot.com/2009/02/mengapa-perlu-pap-smear-deteksi-dini_8138.html


LEMBAR QUESSIONER PENELITIAN
Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pap Smear
Pilih jawaban dibawah dengan menggunakan tanda (√) yang menurut anda paling tepat
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah anda pernah mendengar pap smear?


2
Apakah anda mengetahui tentang pap smear?


3
Apakah anda pernah periksa pap smear?


4
Apakah anda mengetahui kegunaan pap smear?


5
Apakah anda mengetahui cara kerja pap smear?


6
Apakah anda mengetahui keuntungan pap smear?


7
Apakah anda mengetahui efek samping dari pap smear?


8
Apakah anda mengetahui bagaimana cara mendapatkan pemeriksaan pap smear?


9
Apakah anda mengetahui kontra indikasi dari pap smear?


10
Apakah anda mengetahui tempat mendapatkan pelayanan pap smear?





 


LEMBAR JAWABAN
No
Nama



J
A
W
A
B
A
N
1
A
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
2
B
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
3
C
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
4
D
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
5
E
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
6
F
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
7
G
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
8
H
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
9
I
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
10
J
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
11
K
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
12
L
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
13
M
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
14
N
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
15
O
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
16
P
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
17
Q
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
18
R
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
19
S
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
20
T
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1

















 













 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar