LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
Oleh:
Nama : Siti Fatimah
NIM : P 17424112086
PRPODI
DIII KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN
KEBIDANAN
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2012/2013
A. TINJAUAN TEORI DARI PENYAKIT KLIEN
1. PENGERTIAN
Diabetes Melitus (Kencing Manis)
adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
adekuat. Insulin adalah hormon yang dilepas oleh pankreas, yang merupakan zat
utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat.
Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan
energi atau di simpan sebagai cadangan energi.
Diabetes mellitus ada empat
macam:
1.
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh
rusaknya sel beta pankreas sebagai penghasil insulin sehingga penderita sangat
kekurangan insulin.Akibatnya, yang bersangkutan harus disuntik insulin secara
teratur. Tipe ini diderita 1 dari 10 penderita Diabetes Melitus yang kebanyakan terjadi sebelum usia 30
tahun, yang umumnya sudah mengidapnya sejak kecil. Menurut para ilmuwan faktor
lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanan atau
dewasa awal) menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada sel beta
pankreas.Diabetes tipe ini tidak bisa dicegah atau disembuhkan.
2.
Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh
gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin sehingga tubuh penderita tidak
merespon secara normal insulin yang dihasilkan tubuh dan membentuk kekebalan
tersendiri sehingga terjadi kekurangan insulin relative. Tipe ini biasanya
terjadi pada usia di atas 30 tahun dan sekitar 80% penderita mengalami obesitas, dan terjadi pada seseorang yang pola
hidupnya tidak sehat.
3.
Diabetes Melitus Tipe Spesifik
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh
faktor genetik (kerusakan genetik sel beta pankreas) juga akibat konsumsi
obat-obatan maupun bahan-bahan kimia.
Diabetes mellitus pada saat kehamilan (diabetes
gestasional). Selama kehamilan, plasenta menghasilkan
hormon-hormon untuk mempertahankan kehamilan.Hormon-hormon ini membuat sel-sel
tubuh menjadi resisten terhadap insulin.Dengan bertambah besarnya plasenta di
trimester kedua dan ketiga, hormon-hormon ini lebih banyak dhasilkan dan
membuat sel-sel lebih resisten lagi terhadap insulin. Normalnya pankreas akan
merespon hal ini dengan memproduksi insulin lebih banyak. Tetapi terkadang
pankreas tidak dapat melakukannya sehingga menjadikan gula darahtidak dapat
masuk ke dalam sel dan menumpuk di dalam darah.
2. PENYEBAB
Faktor
yang dapat menyebabkan seseorang terkena Diabetes mellitus adalah:
1.
Faktor keturunan
Keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah. Tetapi
faktor lingkungan yang berkaitan dengan gaya hidup seperti kurang olahraga dan
asupan nutrisi yang berlebihan serta kegemukan merupakan faktor yang dapat
diperbaiki.
2.
Nutrisi
Nutrisi
merupakan faktor yang penting untuk timbulnya Diabetes Melitus tipe 2.Gaya
hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta panjangnya angka harapan
hidup merupakan faktor yang meningkatkan prevalensi Diabetes Melitus.
3.
Kadar kortikosteroid yang tinggi
4.
Kehamilan diabetes gestasional, akan
hilang setelah melahirkan.
5.
Obat-obatan yang dapat merusak
pankreas
6.
Racun yang memengaruhi pembentukan
atau efek dari insulin
7.
Diabetes terjadi jika tubuh tidak
menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang
normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.
Faktor resiko diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
1.
Obesitas
2.
Prediabetes (glukosa darah puasa
atau sesudah makan melebihi normal atau toleransi glukosa terganggu)
3.
Melahirkan bayi lebih dari 4 kg
4.
Mempunyai saudara, orang tua atau
keluarga dengan diabetes
5.
Usia diatas 45 tahun
6.
Mempunyai tekanan darah tinggi atau
kolesterol tinggi.
3.
TANDA DAN GEJALA
Sering buang air kencing terutama pada malam hari (Poliuria)
Glukosa
yang tidak dapattemasuk kedalam sel
menyebabkan glukosa terus ada di dalam darah, sehingga akan terbawa oleh darah
sampai keginjal.Didalam glomerulus darah akan disaring sehingga masuk lagi ke
pembuluh darah, sedangkan glukosa yang terkandung dalam darah tidak dapat
disaring lagi sehingga tercampur pada
urin primer yang nantinya akan diabsorbsi di Tubulus Kontroktus Proximal (TKP).
Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan gangguan permeabilitas dinding tubulus
yang menyebabkan gagalnya proses reabsorbsi. Hal ini mengakibatkan ginjal
menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa sehingga membuat
kandung kemih cepat penuh dan menyebabkan sering buang air kecil.
Gampang haus dan banyak minum (Polidipsia)
Kandungan glukosa yang
tinggi dalam darah menyebabkan darah menjadi lebih pekat (hipertonis) akibat
tidak adanya proses
difusiglukosakesel-sel tubuh. Agar darah menjadi isotonis kembali, maka
diperlukan tambahan cairan dengan cara tubuh memberikan respon rasa haus.
Selain itu, rasa mudah haus ini juga dipengaruhi akibat adanya sering buang air
kencing yang menyebabkan kurangnya cairan di dalam tubuh.
Mudah lapar dan banyak makan (Polifagia)
Padapenderita
Diabetes Melitus, glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh
karena kekurangan insulin absolute maupun relatif, sehingga mengakibatkan
sel-sel tubuh tidak mendapatkan cakupan glukosa yang memadai. Sel-sel tubuh
secara otomatis akan memberikan sinyal kepada otak untuk memberikan perintah
kepada tubuh agar dapat memenuhi cakupan kebutuhan glukosa. Hal ini menyebabkan
tubuh memberikan respon berupa rasa lapar.
Mudah lelah dan sering mengantuk
Gangguan proses masuknya
glukosa ke dalam sel-seltubuhmenyebabkansel-sel tubuh tidak mampu memenuhi
kebutuhan akan glukosa yang menjadi bahan bakar untuk menghasilkan energi. Hal
ini menyebabkan tubuh akan terasa lemas dan mudah lelah.
4. Penglihatan kabur
5. Sering pusing dan mual
6. Koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu
7. Berat badan menurun tanpa sebab yang
jelas
Sel-sel tubuh yang tidak
mendapatkan glukosa sebagai bahan utama penghasil energi akan mencari
alternatif lain untuk mengganti kebutuhan glukosa akibat adanya tuntutan dari
tubuh saat melakukanaktivitas. Hal ini mengakibatkan sel-sel mengambil cadangan
makanan yang ada pada lemak atau bahkan pada otot. Maka dari itu, penderita
Diabetes Melitus akan mengalami penurunan berat badan walaupun tidak mengurangi
kuantitas makanan yang dikonsumsi setiap hari.
8. Luka yang sulit sembuh
9. Sering kesemutanpada tangan dan
kaki/tungkai
4. MEKANISME
Pankreas yang disebut kelenjar ludah
perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Di
dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena
itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan
hormon insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.
Insulin terdapat
dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang
berbeda:
1. Insulin kerja cepat.Contohnya adalah insulin reguler, yang
bekerja paling cepat dan paling sebentar.Insulin ini seringkali mulai
menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4
jam dan bekerja selama 6-8 jam Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh
penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan
15-20 menit sebelum makan.
2. Insulin kerja sedang.Contohnya adalah insulin suspensi seng
atau suspensi insulin isofan.Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak
maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.Insulin ini bisa
disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat
disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
3. Insulin kerja lambat.Contohnya adalah insulin suspensi seng
yang telah dikembangkan.Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama
28-36 jam.Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan
sehingga bisa dibawa kemana-mana.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta
tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut dimetabolisasikan
menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke
dalams el dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah
yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2,
jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor
(penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat
diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe
2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin)
banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan
kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan
keadaan DM tipe 1, bedanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa
tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa
ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik,
sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab di atas,
DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel sehingga
gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy.
Keadaan
patologi tersebut akan berdampak :
1. Hiperglikemia
Hiperglikemia didefinisikan sebagai
kadar glukosa darah yang tinggi daripada rentang kadar puasa normal 80-90
mg/100 ml darah, atau rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah. Dalam
keadaan insulin normal asupan glukosa atau produksi glukosa dalam tubuh akan
difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk ke dalam sel tubuh. Glukosa itu
kemudian diolah untuk menjadi bahan energi. Apabila bahan energi yang
dibutuhkan masih ada sisa akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan
sel-sel otot (sebagai massa sel otot). Proses glikogenesis (pembentukan
glikogen dari unsur glukosa ini dapat mencegah hiperglikemia). Pada penderita
diabetes melitus proses ini tidak dapat berlangsung dengan baik sehingga
glukosa banyak menumpuk di darah (hiperglikemia).
2. Hiperosmolaritas
Pada penderita diabetes melitus
terjadinya hiperosmolaritas karena peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah
(yang notabene komposisi terbanyak adalah zat cair). Peningkatan glukosa dalam
darah akan berakibat terjadinya kelebihan ambang pada ginjal untuk memfiltrasi
dan reabsorbsi glukosa (meningkat kurang lebih 225 mg/ menit). Kelebihan ini
kemudian menimbulkan efek pembuangan glukosa melalui urin (glukosuria).
Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmosis menyebabkan kehilangan
sejumlah besar air (diuresis osmotik) dan berakibat peningkatan volume air
(poliuria).
3. Starvasi
Selluler
Starvasi Selluler merupakan kondisi
kelaparan yang dialami oleh sel karena glukosa sulit masuk padahal di
sekeliling sel banyak sekali glukosa.Ada banyak bahan makanan tapi tidak bisa
dibawa untuk diolah.Sulitnya glukosa masuk karena tidak ada yang memfasilitasi
untuk masuk sel yaitu insulin.
10. DIAGNOSIS
Diagnosis diabetes millitus awalnya di pilukan dengan
adanya gejala khas berupa poliuris, polidipsi, lemas, polifagi, berat badan
turun, gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata
kabur, impotensi pada pria, serta pruritis vulva pada wanita. (Arjatmo
Tjokonegoro, 2002).
Gejala klasik DM + gula darah sewaktu lebih dari 200
mg/dl. Kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Dan kadar gula darah 2jam
pada TTGU lebih dri 200 mg/dl.
B. TINJAUAN TEORI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. PENGERTIAN
Nutrien merupakan zat kimia organic maupun anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh, nutrient di gunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan system sistesis protein. Intake nutrisi tubuh harus adekuat, nutrisi yang kita makan harus mengandung esensial tertentu yang seimbang.
2. SISTEM
TUBUH YANG BERPERAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
a.
Saluran Pencernaan
1)
Mulut
2)
Faring
dan esophagus
3)
Lambung
4)
Usushalus
5)
Ususbesar
b.
Organ
aksesoris
a. Hati
b. KantongEmpedu
c. Pakreas
C.
MACAM NUTRIEN ESENSIAL
1. Karbohidarat
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung
zat karbon dalam ikatan hydrogen dan oksigen dalam suatu perbandingan 1:2:1.
Fungsi karbohidrat :
·
Sebagai sumber energy utama bagi tubuh
·
Penting dalam mempertahankan integritas fungsi sel syaraf
·
Sebagai sumber energy otak
2. Lemak
Merupakan sumber energy yang kedua setelah karbohidrat. Pencernaan lemak dimuali dari lambung (walaupunhanyasedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak.
Fungsi lemak :
·
Sumber cadangan energi
·
Isolator
suhu tubuh
·
Pelarut
vitamin A, D, E, dan K
3. Protein
Protein adalah nutrient utama yang diperlukan oleh tubuh. Protein yang telah diubah ke dalam bentuk asam amino mempunyai sifat larut dalam air.
Fungsi protein :
·
Mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh
·
Pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan tubuh
·
Pembentukan enzim, antibody , dan susu saat proses laktasi
4. Vitamin
Vitamin merupakan zat organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi.
5. Mineral
Umumnya mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.
6. Air
Air merupakan zat makanan yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia terdiri atas 70-50% air.
D.
MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi kebutuhan matabolisme.
Tanda klinis :
·
Berat badan 10-20% dibawah normal
·
Tinggi badan dibawah ideal
·
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
·
Adanya penurunan albumin serum
Kemungkinan penyebab :
·
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
·
Penurunan absrobsi nutrisi
·
Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan nutrisi secara berlebihan.
Tanda klinis :
·
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
·
Adanya jumlah asupan yang berlebihan
·
Aktivitas menurun atau monoton
Kemungkinan penyebab :
·
Perubahan pola makan
·
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal
4. Kurang Nutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa , konjungtiva, dll.
5. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebuhan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan pengkonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia
nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi , pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi dan kelebihan energi.
E.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergiz itinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
3. Kebiasaan
Kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
II.
KONSEP ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Pengkajian
keperawatan
Pengkajian keperawatan
terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah
nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan
nutrisi
1. Riwayat
keparawatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan
tentang pola makan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang
lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan
untuk masa selanjutnya.
2. Kemampuan
makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan,
antara lain kemampuan mengunyah,menelan dan makan sendiri tanpa bantuan orang
lain.
3. Pengetahuan
tentang nutrisi
aspek lain yang
sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan
pasien mengenai kebutuhan nutrisi
4. Nafsu
makan,jumlah asupan
5. Tingkat
aktivitas
6. Pengonsumsian
obat
7. Penampilan
fisik
8. Pengukuran
antropometrik
9. Laboratorium
B. Diagnosis
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a.
Faktor
Biologis
b.
Faktor
ekonomi
c.
Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi nutrien
d.
Ketidakmampuan
untuk mencerna makanan
e.
Ketidakmampuan
menelan makanan
f.
Faktor
psikologis
2. Ketidakseimbangan
Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
a.
Asupan
berlebihan dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
b.
Asupan
berlebihan dalam kaitannya dengan aktivitas fisik(konsumsi kalori)
3. Resiko
ketidakseimbangan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
4. Gangguan
Menelan berhubungan dengan :
a.
Defisit
Kongenital
b.
Masalah
Neurologis
C. Rencana
Keperawatan
Tujuan :
1.
Meningkatakan
nafsu makan apabila nutrisi kurang
2.
Membantu
memenuhi kebutuhan nutrisi
3.
Mempertahankan
nutrisi melalui oral atau parenteral
Rencana Tindakan :
1.
Monitor
perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya
2.
Kurangi
faktor yang memepengaruhi perubahan nutrisi
3.
Ajarkan
untuk merencanakan makanan
4.
Kaji
tanda vital dan bising usus
5.
Monitor
glukosa,elektrolit,albumin dan hemoglbin
6.
Berikan
pendidikan tentang cara diet,kebutuhan kalori,atau tindakan lainnya
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum
dapat dilakukan dengan cara :
1.
Mengurangi
kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
2.
Memberikan
makanan yang disukai sedikit demi sedikit tapi sering dengan memperhatikan
jumlah kalori dan tanpa kontra indikasi
3.
Menata
ruangan senyaman mungkin
4.
Menurunkan
stres psikologis
5.
Menjaga
kebersihan mulut
6.
Menyajikan
makanan mudah dicerna
7.
Hindari
makanan yang mengandung gas
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum
dapat dilakukan dengan cara :
1.
Hindari
makanan yang mengandung lemak
2.
Berikan
motivasi untuk menurunkan berat badan
3.
Lakukan
program olah raga
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,
T.Heather.2011. Diagnosa Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. EGC : Jakarta
Nanda. 2011. Nursing Diagnosa Prinsip dan Classification
2009-2011. Philadelpia : USA
Perry,
Potter.2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan.EGC : Jakarta
Sparks Ralps,
Sheila, M.Taylor, Cynthia.2011.Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana Asuhan.EGC :
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar